WASHINGTON - Aktivis Internet, Jeremy Hammond dijatuhi hukuman 10 tahun penjara setelah mengaku bersalah atas hacking server perusahaan intelijen swasta, Stratfor. Ia juga merilis jutaan email ke Wikileaks.
Dilansir Itproportal, Selasa (19/11/2013), Jeremy Hammond yang berusia 28 tahun ini selama persidangan mengaku menjadi bagian dari hacktivist kolektif Anonymous. Dirilisnya email tersebut dipandang sebagai salah satu dari kudeta terbesar Anonymous sebagai 'bom nuklir digital'.
Perusahaan kabarnya telah disewa oleh instansi pemerintah untuk memantau demonstran politik dan aktivis. Ini telah mendorong Hammond untuk membela tindakannya sebagai bentuk pelayananan publik.
Dalam pernyataannya, Hammond mengungkap bahwa tindakan pembangkangan sipil dan aksi langsung yang membuat dirinya dihukum ini sesuai dengan prinsip-prinsip komunitas dan keadilan yang membimbing hidupnya. Ia memahami, dengan menyusup ke puluhan perusahaan besar dan lembaga pemerintah, maka ia jelas berhadapan dengan hukum.
"Namun saya merasa bahwa saya memiliki kewajiban untuk menggunakan keterampilan saya untuk mengekspos dan menghadapai ketidakadilan. Saya mencoba segalanya dari voting, petisi dan protes damai," ungkap Hammond.
Ia menambahkan, dirinya percaya bahwa kadang-kadang hukum harus dipatahkan dengan perubahan yang tepat. Berbicara dengan Guardian pekan lalu, Hammond mengatakan, ini jelas sebuah pesan untuk hacktivist lainnya.
"Mereka jelas mencoba untuk mengirim pesan ke orang lain yang datang setelah saya. Mereka mendapat tamparan, mereka malu oleh Anonymous dan mereka merasa bahwa mereka perlu untuk menyelamatkan muka," pungkasnya. (ahl)
